Memilih Gaya Mengajar Tahun 2023 Yang Sesuai Dengan Generasi Z dan Alpha

Cara mengajar, media pembelajaran dan materi pelajaran yang tepat akan menciptakan proses pembelajaran yang baik. Tidak mudah menciptakan proses belajar - mengajar yang menyenangkan. Diperlukan pemahaman dan proses belajar yang berkelanjutan bagi seorang guru untuk menyesuaikan diri sesuai dengan situasi dan kebutuhan siswa.

Zaman terus berubah, tentunya akan ada perbedaan sistem dan pemahaman antara guru dan siswa. Perbedaan ini merupakan tantangan tersendiri yang harus diantisipasi oleh mereka. Guru harus belajar untuk menyesuaikan gaya belajar sesuai dengan perkembangan zaman, sedangkan siswa harus menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai yang ditanamkan guru dan sekolah agar mendapatkan pengalaman belajar yang bermanfaat.

Ilustrasi saat belajar | Pexels.com

Guru tidak dapat memaksakan diri terhadap siswa untuk mengikuti cara dan mindset dia, begitu juga siswa tidak dapat memaksakan diri untuk selalu dilayani setiap kebutuhan dan keinginannya. Guru dan lembaga pendidikan/sekolah hanya bertanggung jawab selama 6-8 jam (25%) untuk memberikan pendidikan dan selama 16-18 jam (75%) dikembalikan kepada individu anak dan keluarganya sendiri.

Guru saat ini sudah tidak asing lagi dengan Generasi Z (Gen Z) yaitu siswa yang lahir pada tahun 1995 - 2010. Saat ini mereka sudah mulai dewasa dan bersiap menyongsong pendidikan yang lebih tinggi mulai dari SMP hingga perkuliahan S3. Generasi selanjutnya yang hangat diperbincangkan adalah Generasi Alpha.

Generasi Alpha yaitu anak yang lahir pada tahun 2010 - 2025. Siapakah mereka, ia merupakan anak yang lahir di era digital. Dimana berdasarkan penelitian di Australia Mc Crindle bahwa anak ini diperkirakan lahir setiap minggu sebanyak 2,5 juta orang.

Hal yang unik dari Generasi Alpha ini yaitu ia lahir di era digital, akan tetapi dari karakteristiknya ia tidak menjadi addict terhadap gadget seperti Generasi Millenial. Bahkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Beano Studios - Emma Scott, berdasarkan hasil penelitiannya sebanyak 48% Generasi Alpha bermain normal tanpa kecanduan gadget.

Inilah seni seorang guru untuk menentukan gaya belajar yang tepat, jika ia seorang milenial sudah tidak asing lagi dengan gadget atau internet. Apa yang ia rasakan, pengalaman belajar yang ia lewati tidak serta merta dapat diterapkan untuk Generasi Alpha yang mereka hadapi saat ini.

Proses pendidikan ini sangatlah sulit dilaksanakan apabila tidak disertai dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru dan lembaga pendidikan/sekolah itu sendiri. Salah satu kunci sukses seorang guru menghadapi perkembangan zaman yang sangat cepat adalah kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.

Sebaik-baiknya adaptasi ini dilakukan oleh guru dan siswa itu sendiri. Guru beradaptasi untuk terus meningkatkan kompetensi dan keahlian dalam mengajar, sedangkan siswa beradaptasi untuk menyerap ilmu pengetahun dengan cepat dan mendapatkan pengalaman belajar terbaik.

Jika kita fokus kepada tugas dan tanggung jawab seorang guru, maka untuk mendapatkan hasil belajar - mengajar yang efektif dan efisien setidak-tidaknya dapat menjawab 4W + 1H pertanyaan mendasar di bawah ini:
  • What, siapakah peserta didik yang akan kita ajar?
  • When, kapan kita akan memberikan materi pelajaran?
  • Where, dimana tempat / lokasi yang dipergunakan untuk belajar - mengajar?
  • Why, mengapa materi “X” ini perlu diberikan kepada siswa tersebut?
  • How, bagaimana cara menyampaikan materi tersebut agar proses belajar - mengajar efektif dan efisien?
Pertanyaan selanjutnya kapan pertanyaan ini guru pergunakan untuk menganalisa siswanya? Jawabannya sudah pasti kita sepakat, “harus dilakukan setiap saat”! Ini lah tantangan yang wajib dijawab dan dikerjakan oleh seorang guru (pendidik).

Mari kita batasi, kali ini kami hanya akan membahas mengenai pertanyaan “How” guru yaitu gaya mengajar bagaimana yang akan diterapkan untuk menciptakan proses belajar - mengajar yang efektif dan efisien?

Di bawah ini penulis akan jelaskan beberapa gaya mengajar yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar sebagaimana tertuang dalam artikel "What is Your Teaching Style? 5 Effective Teaching Methods for Your Classroom" - Concordia University, 17 Februari 2017:

1. Gaya Otorita (Terpusat)

Gaya ini merupakan gaya yang paling sering digunakan oleh guru pada umumnya. Gaya otorita menekankan proses belajar mengajar terfokus pada guru (seperti kuliah). Siswa cenderung pasif, hanya melakukan hal-hal yang sewajarnya yaitu mencatat dan sesekali bertanya kepada guru.

Kelebihan: gaya belajar seperti ini cocok untuk mata pelajaran Sejarah, Pendidikan Kewarganegaraan, Sosiologi, dan Antropologi. Peserta didik dituntut untuk mengetahui dan menghafal poin-poin penting dari pelajaran tersebut.

Kelemahan: interaksi sangat kurang, dikhawatirkan peserta didik cepat bosan dan jenuh.

2. Gaya Fasilitator (Aktif)

Gaya ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan praktik dan inisiatif dalam proses belajar. Guru sebagai pembimbing hanya mengarahkan langkah-langkah utamanya saja, hal yang berbau teknis dan tindakan khusus siswa yang melakukan.

Kelebihan: siswa lebih mandiri dan dapat menemukan hal-hal baru yang penting bagi perkembangan mereka. Mata pelajaran yang cocok untuk gaya mengajar seperti ini adalah mata pelajaran Sains dan Seni.

Kelemahan: gaya belajar seperti ini akan sulit apabila dihadapkan dengan ujian tertulis karena membutuhkan penjelasan yang panjang dan gambar-gambar yang mendukung.

3. Gaya Delegasi (Bekerja dengan Tim)

Gaya mengajar ini mirip dengan Gaya Fasilitator namun gaya mengajar ini lebih fokus kepada Grup (Tim) untuk menjalankan praktikum. Masing-masing kelompok akan melakukan praktek untuk membuktikan teori dan menemukan hal-hal baru, mereka akan menampilkan (mempresentasikan) temuannya untuk sama-sama dibahas atau didiskusikan.

Kelebihan: kerjasama tim akan membentuk karakter siswa lebih menghargai, dewasa, dan dapat menyampaikan ide/gagasan, dan mampu bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Guru menjadi mentor apabila terdapat hal-hal yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa. Gaya mengajar seperti ini cocok untuk mata pelajaran Kimia dan Biologi.

Kelemahan: kesibukan siswa dalam melakukan riset menyebabkan minimnya kontribusi guru dalam pelajaran tersebut, apabila dibiarkan berlanjut nilai pendampingan guru akan semakin diabaikan oleh siswa.

4. Gaya Pelatih (Coach atau Demonstrator)

Penekanan gaya ini yaitu memberikan contoh yang dilakukan guru kepada siswa. Diperlukan keahlian dan pengalaman yang cukup agar dapat diterima dan dipahami oleh siswa dengan baik. Selain itu butuh dukungan alat peraga sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Kelebihan: guru dapat menggabungkan metode belajar baik ceramah maupun praktek. Gaya ini cocok untuk mata pelajaran Matematika, Seni, Pendidikan Jasmani/Olahraga, dan kerajinan tangan.

Kelemahan: sulit untuk mengakomodir siswa yang memiliki kebutuhan khusus selain daripada itu apabila guru tidak memahami materi akan menimbulkan rendahnya tingkat kepercayaan siswa terhadap dirinya.

5. Gaya Mengajar Campuran (Kolaborasi)

Gaya ini menggabungkan gaya mengajar terpusat dengan praktik. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan kondisi siswa, dalam keadaan bersemangat siswa dapat diberikan material yang didominasi oleh ceramah. Hal sebaliknya pada saat siswa terlihat jenuh maka guru dapat memberikan praktik sehingga menumbuhkan minat belajar.

Kelebihan: mendapatkan metode yang efektif untuk menjalankan proses belajar mengajar.

Kelemahan: apabila guru tidak peka melihat kondisi siswa maka akan berdampak pada pembelajaran menjadi tidak efektif.

Tidak ada gaya mengajar yang paling sempurna diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Gaya mengajar menjadi tugas utama seorang guru untuk dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dari siswa dan materi yang akan diajarkan.

Jika kita hubungkan dengan pembahasan sebelumnya mengenai gaya mengajar seperti bagaimana untuk Gen Z dan Generasi Alpha? Berdasarkan pemaparan diatas guru dapat memilih Gaya Pelatih (Coach atau Demonstrator). Gen Z dan Alpha sebetulnya memiliki dasar pengetahuan yang cukup baik dari orang tuanya maupun dari internet (gadget).

Bagaimana rekan-rekan guru semuanya, apakah sudah sesuai atau belum? Silahkan dapat memberikan komentarnya ya. Terima kasih

Post a Comment for "Memilih Gaya Mengajar Tahun 2023 Yang Sesuai Dengan Generasi Z dan Alpha "