Sebelumnya
digisiaga.com telah membahas mengenai kelebihan yang dimiliki oleh penyandang autis. Kelebihan tersebut jika dimaksimalkan tentunya dapat membantu penyandang tersebut menjalani kehidupan yang lebih bermakna.
Butuh kejelian, keuletan, kesabaran, dan biaya yang sangat besar bagi orang tua untuk menggali potensi yang dimiliki penyandang autis. Tidak sedikit dari mereka potensinya tersebut sulit ditemukan, bahkan sama sekali tidak tersentuh.
Penyandang autis memiliki keunikan tersendiri, metode saintis dan upaya orang tua akan berbeda satu dengan lainnya. Begitu juga dengan hasil yang dicapainya, tentunya akan berbeda satu dengan lainnya.
Kali ini kita akan membahas mengenai tantangan yang dihadapi oleh pengidap autis. Akan tetapi kondisi di bawah ini bukan hal mutlak terjadi pada setiap penyandang. Ini merupakan pendekatan yang berlaku kepada sebagian besar dari mereka.
Tantangan tersebut diantaranya adalah:
Acuh Tak Acuh (Cuek)
Penderita autis kurang mampu mengekspresikan emosi, suara, wajah sesuai dengan situasi yang terjadi. Mereka cenderung memiliki wajah datar dan terlihat tidak ada respon sama sekali terhadap orang lain atau lingkungannya. Kondisi ini sulit dibaca atau ditebak oleh orang lain.
 |
Ilustrasi | Pexels.com |
Orang yang berada di sekitar penderita tidak dapat menangkap atau menterjemahkan apa dan bagaimana yang terjadi apa penyandang autis. Hanya orang tertentu yang dapat memahami dari penyandang Autis, seperti orang tua, kakak/adik, atau keluarga terdekatnya.
Tinggi Tingkat Ketergantungan
Penyandang autis memiliki ketergantungan terhadap sesuatu hal yang membuat ia nyaman. Jika mereka terbiasa dengan bantal yang ia sayangi, maka kemanapun bantal itu harus dibawa sebagai pendamping.
Ada banyak benda yang membuat nyaman penyandang autis, hal ini tergantung pada kebiasaan atau pola asuh orang tua terhadap mereka.
Tidak Peka
Penyandang autis sulit membaca emosi, niat, atau isyarat dari lingkungan sekitar. Hal ini menyebabkan ia sulit beradaptasi dengan lingkungannya. Bahkan tindakan yang mereka lakukan sering tidak sesuai atau tidak nyambung dengan kondisi yang semestinya.
Adaptasi Kurang
Sebagian besar penderita autis memiliki kemampuan adaptasi yang rendah, mereka sulit menerima perubahan cepat, kompleks, dan hal-hal baru. Mereka cenderung resisten terhadap perubahan tersebut, bahkan jika dipaksakan akan menyebabkan ia tidak nyaman.
Rentan Terhadap Traumatis
Penyandang autis memiliki memori yang kuat, pengalaman yang dia terima kecenderungan membekas dan tahan lama disimpan dalam memorinya. Bagi mereka yang pernah mengalami tindakan yang kurang menyenangkan bisa menyebabkan mereka trauma dan memiliki ketakutan yang berlebihan.
Tidak Mengenal Wajah
Banyak penyandang autis berinteraksi tanpa menatap wajah dan kontak mata. Mereka hanya mengandalkan gerakan atau suara saat berinteraksi. Jika terjadi interaksi kembali dengan orang yang sama, bisa saja penyandang autis tidak mengenal orang tersebut dari wajahnya.
Melamun Berlebihan
Seperti penjelasan di atas, penyandang autis memiliki kemampuan adaptasi yang rendah. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah menenangkan diri dengan melamun atau menyendiri. Jika hal ini terjadi bertubi-tubi, maka waktu yang dibutuhkan oleh mereka akan lebih lama.
Sulit Bersosialisasi
Penderita autis memiliki tingkat aktivitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan orang normal pada umumnya. Mereka dianggap aneh atau berbeda dari kebanyakan orang, mereka cenderung menyendiri, banyak berdiam diri, tidak peka, kurang interaktif.
Kelebihan Sensorik
Penyandang autis sulit memfilter aktivitas apapun yang ada di sekitarnya, mereka mudah terpapar suara, bising, lingkungan dan situasi yang hiruk pikuk. Sehingga informasi atau sensori yang diterima cenderung lebih besar dibandingkan dengan orang normal pada umumnya.
Stress Tingkat Tinggi
Faktor traumatik, kelebihan sensorik, dan gangguan dari luar yang tidak bisa difilter dengan ketat. Hal ini menyebabkan penyandang autis mengalami kegelisahan yang berlebih (tantrum). Bisa saja tindakannya tersebut melukai diri sendiri atau mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitarnya.
Hiperakusis
Hiperakusis adalah kondisi di mana seseorang menjadi terlalu peka terhadap suara. Hal ini sering terjadi pada penyandang autis. Semakin peka mereka terhadap suara, maka kecenderungan tingkat pendengaran mereka semakin cepat mengalami penurunan.
Rentan Terhadap Kecanduan
Jika mendapatkan hal yang membuat mereka senang dan nyaman, penyandang autis cenderung memiliki ketergantungan yang sangat tinggi. Beberapa contoh aktivitas umum yang menyebabkan mereka ketergantungan diantaranya adalah games, film, makanan, minuman atau zat-zat adiktif (obat-obatan dan lainnya).
Keputusan Yang Kuran Tepat
Kurangnya adaptasi terhadap situasi dan lingkungan menyebabkan penyandang autis melakukan pengambilan keputusan yang kurang tepat.
Posting Komentar